Home Ads

Sunday 26 March 2017

Makalah Ilmu Sosial Dasar Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN



FEBRIAN CHANDRA
17115823
1KA22
UNIVERSITAS GUNADARMA






PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA
PENDAHULUAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebutculture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuksistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karyaseniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan mnyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Masuknya suatu  budaya asing ke dalam suatu wilayah lainnya atau yang biasa disebut dengan Penetrasi dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi Damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Kpop dari Korea, gaya berpakaian ala Harajuku Jepang, film-film barat maupun India, dan lain-lain sebagainya ke Indonesia. Hal tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan :
·         Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
·         Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
·         Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa, dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaanBarat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat dan salah satu contohnya adalah bentuk perpeloncoan di sekolah maupun di kampus, bullying dan lain-lain.

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA KITA:
Kebudayaan Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Dan masuknya unsur kebudayaan asing sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu, contoh kehadiran Hindu dan Islam telah berpengaruh terhadap kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang ada di Indonesia bagian barat seperti Jawa dan Sumatera, selain itu kebudayaan bangsa-bangsa lain yang datang ke Indonesia seperti bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda juga mempengaruhi budaya-budaya asli daerah-daerah di Indonesia, banyaknya kebudayaan asing yang masuk membuat budaya lokal berada dalam situasi yang baru dan membingungkan, dimana situasi tersebut menuntut peran masyarakat, apakah akan tetap mempertahankan kebudayaan lokal dengan nilai-nilai lokal yang asli ataukah justru kebudayaan asing akan membawa hal buruk bagi kebudayaan lokal (Nani Tuloli, 2003).
Namun seiring berkembangnya zaman dan masuknya dunia kebudayaan kedalam era globalisasi, telah membawa perubahan yang sangat signifikan dan perubahan tersebut dapat menuju arah yang positif maupun kearah negatif.
·         Dampak positif yang dapat dirasakan dari adanya globalisasi adalah kemajuan teknologi yang saat ini telah memberi kemudahan pada setiap orang untuk berkomunikasi seperti dengan adanya internet, sosial media.  Memudahkan dalam berbisnis seperti bisnis online. Serta membentuk komunitas yang bersifat hobby ataupun sosial, dan lain sebagainya.
·         Dampak negatif yaitu sangat berdampak kepada pola kehidupan manusia, misalnya tatacara berpakaian, sopan santun, pergaulan bebas, pornografi, makanan dan minuman terlarang sehingga dapat menyebabkan lunturnya kepedulian terhadap kebudayaan daerah yang merupakan sesuatu yang turun temurun seperti adat istiadat, tari-tarian tradisional, lagu-lagu tradisional.
Kepedulian dan kesadaran masyarakat telah menurun dan cenderung masa bodoh terhadap budaya tradisional, upaya untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan telah menurun sehingga banyak beberapa kebudayaan yang diklaim oleh negara lain seperti lagu rasa sayang e, tari pendet dari bali, batik, tari reog ponorogo, wayang kulit dan masih banyak lagi (Nani Tuloli, 2003). Hal ini dikarenakan kurang dihargainya dan kurang diperhatikannya kebudayaan daerah tersebut. Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami perubahan dan perubahan tersebut terjadi ketika suatu kebudayaan melakukan kontak atau hubungan dengan kebudayaan asing. Dampak globalisasi terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat Indonesia sangatlah besar, terutama pada kebudayaan daerah yang mengalami perubahan dan tentunya perubahan kebudayaan yang terjadi saat ini tidak lepas dari peran masyarakat (Nani Tuloli, 2003). Untuk menangani dampak globalisasi yang terjadi, terlebih dahulu harus dikaji secara rinci unsur-unsur baru yang masuk agar di dalamnya menemukan mana unsur kebudayaan yang bersifat positif dan mana unsur kebudayaan yang bersifat negatif. Karena apabila globalisasi tidak  diimbangi dengan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan yang masuk, dan dengan hanya menerima dan menerapkan unsur-unsur dan nilai-nilai globalisasi yang ada, maka Indonesia akan berada pada situasi yang memprihatinkan, unsur-unsur kebudayaan yang asli akan tergeser dan lama kelamaan kebudayaan Indonesia akan kehilangan jati dirinya.

Nilai-nilai Baru dampak dari Globalisasi
              Masuknya nilai-nilai dan unsur-unsur baru dampak dari globalisasi sangat mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, lingkungan sosial maupun lingkungan tradisi. Mulai dari cara berpakaian, makanan, tontonan televisi, cara berkomunikasi. Lebih memilih bahasa asing dalam berkomunikasi karena merasa  bahasa asing lebih keren, lebih nge-trend dibanding mempelajari bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Generasi muda banyak yang kurang atau bahkan tidak bisa menggunakan bahasa daerah. Kita sudah jarang melihat tayangan budaya di layar televisi seperti tari-tarian, lagu daerah. Hal ini kurang diberi ruang yang lebih oleh para stasiun televisi karena cenderung lebih mengejar nilai komersil. Kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan dalam mengatur hal ini agar tayangan televisi yang disaksikan masyarakat luas dari anak-anak hingga orang tua turut berperan serta dalam melestarikannya. Apabila hal ini tidak secepat mungkin diantisipasi dan diatasi, maka semua kebudayaan asli Indonesia bisa semakin tergerus dan pada saatnya akan hilang.

Selain itu melalui televisi juga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap semua lapisan masyarakat, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Apalagi televisi menjadi tontonan sehari-hari yang disaksikan oleh semua kalangan usia secara langsung. Dampaknya sangat cepat menyebar, didukung oleh semakin banyaknya stasiun televisi yang mengejar ratting asal komersil tapi tanpa memperhatikan dampak buruknya bagi masyarakat luas. Belum lagi siaran televisi asing melalui antena parabola, hal ini akan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan. Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana masyarakat dalam menerima dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada penyaringan dan akan melunturkan nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini sebelum menerima untuk diterapkan terlebih dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila (Rafael Raga Maran, 2000), maka apabila sesuai dengan nilai-nilai pada pancasila akan membawa sisi positif yaitu akan berkembangya nilai budaya yang kemudian akan membuat kebudayaan menjadi sesuatu yang lebih bervariasi selain itu akan menambah wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan
                

Kebudayaan Nasional yang Merupakan Pemersatu Bangsa
            Negara Indonesia adalah negara yang memilki kebudayaan yang sangat beragam dan juga suku bangsa yang berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah yang lain, akan tetapi semua perbedaan ini tidaklah sesuatu yang harus dipermasalahkan, akan tetapi hal tersebut justru merupakan sesuatu yang harus dipersatukan seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu dan seperti isi dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang setelah itu maka semua elemen rakyat Indonesia bersatu walaupun dalam keadaan budaya yang berbeda-beda (Karel Phil Erari, 2003). Kebudayaan nasional dapat dijadikan sebagai identitas negara Indonesia yang memberikan ciri-ciri dan khas dari bangsa Indonesia melalui karya-karya yang telah diciptakan. Kebudayaan bangsa Indonesia dapat berupa unsur-unsur atau simbol-simbol yang digunakan sebagai dasar dan acuan dalam pergaulan hidup sehari-hari seperti contoh simbol kebudayaan nasional dalam kehidupan sehari-hari adalah tolong menolong, penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal yang digunakan sebagai bahasa pemersatu, selain itu untuk tetap menanamkan rasa jiwa nasionalisme maka dalam perkuliahan masih diterapkan matakuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu juga perlu membangun kesadaran bahwa budaya nasional adalah budaya milik semua masyarakat Indonesia sehingga dengan cara ini diharapkan akan bersama-sama menjaga budaya nasional negara Indonesia dan merasa bahwa budaya tersebut adalah budaya sendiri yang harus dijaga dan dilestarikan (J.W Ajawaila, 2003)

            Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks yang sangat kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor namun keadaan sekarang telah berbeda. Tidak sedikit dari para generasi muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai dengan keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan, dimulai dari keadaan yang sederhana ini kemudian ke dalam hal yang kompleks dengan meniru kebudayaan barat  contohnya yaitu kebudayaan seks bebas yang saat ini telah menjadi sesuatu yang biasa, hedonisme, kebiasaan orang-orang untuk hidup hura-hura, minum-minuman keras yang merajalela, pemakaian narkoba, degradasi moral dan mental yang sangat menurun serta efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi moral masyarakat dari anak kecil sampai orang tua sekalipun (Nani Tuloli, 2003).

Melestarikan Kebudayaan dan Pemanfaatan Warisan Budaya
            Wujud warisan kebudayaan dapat meliputi warisan fisik maupun warisan nonfisik, warisan tersebut pada dasarnya memiliki ciri yang khas untuk daerahnya masing-masing. Oleh karena itu setiap warisan kebudayaan perlu untuk dilestarikan dan dimanfaatkan supaya warisan kebudayaan tersebut tetap terjaga. Melestarikan kebudayaan berarti secara tidak langsung telah membenahi masyarakat bangsa Indonesia karena dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan sesuatu yang kompleks tidak berjalan dengan sendirinya melainkan melibatkan semua anggota masyarakat, dengan demikian semakin kuat kebudayaan dalam suatu masyarakat maka keharmonisan dan kedamaian akan tercapai dalam lingkungan masyarakat tersebut, contohnya dalam masyarakat masih dipelihara sistem budaya gotong royong dan apabila budaya ini tetap terjaga maka dalam masyarakat akan terjalin keselarasan dan tidak adanya kesenjangan dan kecemburuan sosial. Menurut Radcliffe-Brown dan Kaplan (dalam Nani Tuloli dkk, 2003 : 10) adalah sistem budaya memiliki syarat-syarat tertentu untuk memungkinkan eksistensinya, atau sistem budaya itu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat hidup terus, dan bila tidak terpenuhi maka sistem itu akan mengalami disintegrasi dan mati.
Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem budaya masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock ), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh  budaya yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.[7]
Globalisasi sebagai salah satu factor penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia, akan menimbulkan dampak-dampak terhadap budaya Indonesia. Dampak-dampak tersebut tidak semuanya baik dan cocok bagi budaya Indonesia, tetapi akan menimbulkan berbagai dampak yaitu positif dan negatif.
Dampak positif antara lain adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis, rasional dan menghargai waktu dari budaya asing dan  akibat dari pertukaran unsur positif anatarnegara dapat melengkapi dan memperkaya bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif dari pengaruh budaya luar adalah bergesernya norma dan nilai moral masyarakat.[8]

Selain dampak positif dan negatif diatas, dampak positif dan negatif lainnya dari budaya asing adalah sebagai berikut:
a.       Dampak positif
1.      Perbaikan di bidang pendidikan
2.      Perubahan di bidang teknologi
3.      Perubahan di bidang industrialisasi
b.      Dampak negatif
1.      Kondisi disintegratif struktur masyarakat
2.      Kerusuhan-kerusuhan daerah
3.      Kenakalan remaja
4.      Kriminalitas

 Menurut Soerjono Soekanto  masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak  positif dan negatif.
1. Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2. Dampak Negatif
     Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya;  kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan.  Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi maka dapat menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal- hal seperti lahirnya kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar. Di samping itu juga     terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak  sebagai berikut:
1.      Polusi udara, menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
2.      Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
3.      Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat.
c. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lainnya. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi. Sebagaimana dikatakan oleh E.H.Sutherland bahwakriminalitas atau perilaku jahat merupakan proses asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat. Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah sebagai berikut:[11]
1.      Faktor kemiskinan, bagi orang miskin, salah satu pilihan yang paling memungkinkan untuk memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik yaitu melakukan kejahatan, misalnya menipu, mencuri, merampok.
2.      Faktor kesempatan, kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niatan burk dari si pelaku, tetapi lebih disebabkan oleh terbukanya kesempatan atau peluang terjadinya kejahatan.
3.      Faktor psikologis, orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi berkepanjangan, sering berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau konpensasi dari kekecewaannya.

d. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok remaja ). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan  oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal daneksternal.
1.      Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan tidak bisa dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu,  kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2.      Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah faktor psikologis, fisik, dan faktor lingkungan keluarga.
1.      Faktor Psikologis, yaitu masa remaja biasa disebut masa pubertas, yaitu masa peralihan antara masa anak-anak dan masa kedewasaan. Seorang remaja pada dasarnya belum memiliki kepribadian dan identitas yang mapan. Oleh sebab itu, ia menghadapi masa keritis, masa yang penuh tantangan dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
2.      Faktor Fisik, yaitu kondisi fisik yang tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh yang kurang ideal, paras muka atau penampilan yang kurang harmonis menyebabkan seseorang remaja kecewa dan frustasi. Ia menjadi seorang yang pendiam, penyendiri dan kurang percaya diri. Oleh karena kondisi fisik yang tidak normal tersebut, maka akan membuat remaja itu berprilaku ekstrem seperti ugal-ugalan, agresif, dan kasar, dalam rangka menutupi kekurangan itu. Apabila kurang pembinaan, remaja yang kondisi yang tidak normal ini akan sangat mengganggu ketertiban social. Dampak lebih jauh lagi yaitu remaja tersebut akan berprilaku menyimpang.
3.      Faktor Lingkungan Keluarga, merupaka awal an dasar proses sosialisasi pada anak. Itulah sebabnya baik atau buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak kepada baik atau buruknya kepribadan dan prilaku seorang anak.
Selain dampak di atas, dampak masuknya budaya asing ke Indonesia salah satunya juga adalah kondisi disintegratif struktur masyarakat, maksudnya yaitu keadaan struktur masyarakat yang tidak bersatu padu, terpecah belah, atau terjadi perpecahan pada msyarakat. Kondisi seperti ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1.      Pengaruh perubahan social yang terlalu cepat
2.      Tidak berfungsinya lembaga-lembaga pemerintah
3.      Kesenjangan dalam pelaksanaan industrialisasi.
C. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing terhadap Budaya    
Indonesia
Untuk mengatasi pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia, khususnya untuk membentengi  kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan keterlibatan semua pihak terutama pemerintah dan tokoh- tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah. 
1)      Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan  kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam seminggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi. Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap,setiap guru mata pelajaran umum juga dapat memasukan nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dipimpin oleh ulama atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh  pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing yang ingin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan budayanya.
2)      Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat khususnya kalangan generasi muda.  Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui  program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama ( NU), Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu juga peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang program kerja yang diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari budaya asing. Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun  di luar sekolah seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.
3)      Peranan Orang Tua dan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Orang tua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya. Peran orang tua sangat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalui interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita serta nilai dalam keluarga dan masyarakat.
Selain peranan-peranan dari pihak tertentu, upaya untuk mencegah atau menghilangkan dampak negatif dari budaya asing juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bangsa Indonesia.
2.      Memperkuat nasionalisme ( kesadaran nasional ).
3.      Berpegang teguh pada norma-norma nosial.
4.      Menjunjung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing ke Indonesia akan menimbulkan dampak seperti perubahan social. Untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa akibat perubahan social, antara lain sebagai berikut:[16]
1)      Menyosialisasikan jati diri bangsa dan budaya nasional
Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang dicita-citakan itu dapat dimanisfestasikan dalam bentuk karakter nasional, seperti cinta tanah air, bersifat toleransi, suka menolong religius, demokratis, harmonis, integritas, moralitas, patriotic dan nasionalis, berjiwa etis dan estetis, serta bertanggung jawab. Pelaksanaan sosialisasi dapat diintralisasikan melalui sarana sosialisasi seperti lebaga keluarga, lembaga pendidikan, organisasi politik kenegaraan, asosiasi ekonomi, keagamaan, keolahragaaan, dan kesenian.
2)      Memiliki loyalitas terhadap NKRI
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar NKRI. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali harus kembali kepada eksistensi cita-cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan menggalang kesepakatan bersama, yaitu loyalitas terhadap  Negara Kesauan Republik Indonesia ( NKRI ).
3)      Memiliki komitmen tinggi untuk pelestarian unsur dan nilai sosial budaya.
Teradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Perubahan social telah menimbulkan dampak pada pola-pola hubungan social antarwarga masyarakat dan pola-pola perilaku gaya hidup. Sebagaimana kita ketahui bahwa gaya hidup bebas atau liberal telah berkembang dalam masyarakat sehingga sangat mempengaruhi jati diri manusia, bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, harus ada respon atau seleksi sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat.

Kesimpulan

              Hubungan manusia dan kebudayaan adalah sangat erat sekali. Manusia mempengaruhi perubahan kebudayaan. sehingga kebudayaan selalu berubah sesuai zamannya serta tuntutan perubahan dari masyarakat itu sendiri seiring dengan kemajuan teknologi di era globalisasi. Adanya unsur-unsur positip dan negatip dalam perubahan tersebut dan hal itu sangat mempengaruhi kehidupan berbudaya masyarakat pada umumnya. Berkurangnya kebanggaan akan budaya nasional harus dicermati karena akan menggerus nilai-nilai budaya yang sudah sejak lama menjadi ciri khas kita. Disamping itu banyak unsur-unsur positip yang baik yang bermanfaat seperti kemajuan teknologi yang mepermudah manusia dalam berkomunikasi, bersosialisasi, berbisnis, menyerap ilmu pengetahuan dan lain-lain. Pemerintah dan masyarakat mempunyai peran penting dalam  melakukan filterisasi terhadap unsur-unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita serta mengkritisinya. Menjadi kewajiban pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pelestarian budaya bangsa, seperti misalnya ekskul tarian daerah, seni pencak silat, menyanyikan lagu-lagu daerah, berbahasa daerah, seni kerajinan dan lain-lain. Melestarikan  budaya dan kearifan lokal Indonesia adalah menjadi tanggung jawab bersama kita semua, karena bangsa yang bangga akan budayanya akan dihormati oleh bangsa lain. Semoga ..!

No comments:

Post a Comment

Recent Post

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *